Sunday, November 23, 2008

Islam sebuah Ideologi yang harus terealisasi

Beda dengan ideologi-ideologi yang lainnya, maka ideologi Islam tidak hanya menuju kepada keselamatan dunia saja, melainkan juga kesejahteraan akhirat.

Apalagi kita sebagai ahli ilmu jiwa (psycholoog) dan sebagai ahli ilmu masyarakat (sosioloog) meneropong jiwa dan gerak gerik sukmanya Ummat Islam, serta suka pula membandingkannya dengan ideologi Islam, maka terdengarlah suara sayup-sayup laksana teriakan penunggang unta ditengah-tengah lautan pasir yang amat luas, dan ada kalanya terdengar pula sebagai dentuman meriam dan letusan bom, seolah-olah seperti halilintar ditengah-tengah hujan angin yang lebat dan taufan yang dasyat.


Sari dari pada suara jiwa Ummat Islam yang serupa itu mengalir kesatu jurusan yang tetap dan tentu, ialah : Cita-cita Islam atau ideologi Islam. Dalam hal ketatanegaraan dan di dalam masyarakat suara Ummat Islam ini bolehlah kami terjemahkan, sebagai berikut:

1. Hendaklah Negara Indonesia menjadi Negara yang berdasarkan Islam;

2. Hendaklah pemerintah dapat menjamin berlakunya hukum syara' Agama Islam dalam arti yang seluas-luas dan sesempurna-sempurnanya.

3. Kiranya tiap-tiap muslim dapat kesempatan dan lapangan usaha, untuk melakukan kewajibanya, baik dalam bagian duniawi maupun dalam urusan ukhrowy;

4. Kiranya rakyat indonesia, teristimewa sekali Ummat Islam, terlepaslah daripada tiap-tiap perhambaan yang manapun jua.

Dengan Ringkas tapi tegas bolehlah kita katakan, bahwa cita-cita Ummat Islam (Ideologi Islam) ialah: hendak membangunkan Dunia Baru atau Dunia Islam atau dengan kata-kata (terminologi lain) : Ad-Daulatul Islam.

Sebab, sepanjang keyakinan dan pendapat Ummat Islam, maka hanya dengan Islam di dalam bangunan Daulah Islam sajalah masyarakat Indonesia khususnya dan segenap perikemanusiaan umumnya dapat terjamin keselamatannya, baik yang berhubungan dengan hidup dan peri-penghidupannya maupun yang bersangkutan dengan kepentingan dan keperluan keduniaan yang lainnya.

Selain daripada itu, kejurusan ukhrowy Ummat Islam bercita-citakan memperoleh keselamatan dan kesejahteraan akhirat, ialah dunia baqa atau dengan kata-kata lain: Darul Salam. Ialah Dunia sempurna, alam dibalik kubur, yang dijanjikan Allah atas tiap-tiap hambanya, yang sengaja dan pandai melakukan kewajibannya dengan sempurna, sepanjang tuntutan dan petunjuk kitabnya dan contoh tauladan Nabinya yang penutup.

Bagitulah harap dan doa tiap-tiap jiwa yang berideologi Islam, jika pada suatu saat ketemu dengan ujung kesudahan hidupnya; setelah menyelesaikan amal usaha dan kewajibannya, yang perlu diperbuat semasa diberi hajat oleh Dzat yang maha murah dan maha asih. Karenanya pula, maka sering dikatakan oleh pemuka-pemuka Islam dan para 'alim ulama, bahwa cita-cita Ummat Islam ialah: Menuju dan memperoleh Mardhotillah dan Rahmatillah. Mardhotillah dan Rahmatillah di dunia, merupakan Darul Islam! sedang Mardhotillah dan Rahmatillah di akhirat, mewujudkan Darus Salam!

Cita-cita yang serupa itu tertanam dalam-dalam dan berakar kuat-kuat dalam kalbu Ummat Islam, sehingga tiap-tiap Muslim dan Mukmin menganggap hidupnya tiada berguna (mubadzir), bahkan ia merasa menanggung dosa yang sebesar-besarnya, jika ia menghentikan ikhtiar dan usahanya, bagi mencapai Darul Islam, Darus Salam!
______________________________
Oleh Assyahid Sm.Kartosuwiryo


No comments:



Agama dan Manusia
....Ialah ( Allah ) yang mengutus ( Nabi Muhammad ) dengan petunjuk yang nyata dan agama yang benar ( sejati ), supaya ia memenangkan agama itu ( islam ) diatas segala agama yang yang lainnya, walaupun orang2 musyrik membencinya. ( As-shaf : 9 )
Sejak adanya manusia dimuka bumi ini, sejak itu pula mulailah orang membuat sesembahan, tempat yang dipuja dan dipuji, tempat yang dianggap suci, karena manusia tahu, bahwa diluar dia ada berdiri satu kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar, lebih sempurna dari pada kekuatan dan kekuasaan yang ada pada dirinya. Orang menyembah batu dan kayu, menyembah tanah dan air, menyembah api dan angin, singkatnya macam-macam akal dan daya upaya manusia untuk mencari perlindungan, mencari keselamatan bagi dirinya semasa hidupnya.
Baca di Sumber Aslinya....
Siapakah Ghurabaa?
Rasulullah (saw) besabda:
“Islam dimulai sebagai sesuatu yang asing; dan akan kembali sebagai sesuatu yang asing. Beruntunglah bagi orang-orang yang terasing. “Para sahabat kemudian bertanya: ‘Siapa orang-orang asing Yaa Raslulullah?’ ‘Mereka adalah orang-orang yang menghidupkan sunnahku ketika orang-orang mulai memadamkannya''
Tujuan kita yang paling akhir adalah meraih ridha Allah (swt) dan memasuki Jannah (dalam wujud burung-burung hijau – sebagaimana telah dijanjikan untuk para syuhada) hanya bisa terpenuhi ketika kita mencegah yang munkar dan tetap berdiri teguh pada jalan yang benar pada saat orang-orang benar-benar telah berbuat kerusakan. Dalam kehormatan dengan kisah yang sama, Imam Ahmad berkata: “Mereka (orang-orang yang terasing) adalah seseorang yang tinggi (iman-nya) ketika orang-orang menjadi kurang (iman-nya).
Baca di Sumber Aslinya....

Aturan Ikhwan-Akhwat dalam Pergaulan
Pada Zaman Modern ini muda-mudi muslim begitu ambisius berkenan kepada hal-hal yang berbau adat modernitas, sayangnya mereka meniru akan modernitas kepada dunia barat yang menganut kepada ajaran Non Wahyu, mereka hanya menganut kepada hawa nafsu belaka, prilaku akan dunia barat penuh dengan kemaksiatan, dari memakai pakaiannya saja penuh dengan popularitas aurat bahkan mereka tidak malu kalau mereka berhubungan ciuman/kiss dengan bukan muhrimnya di jalan-jalan atau di media-media yang bersifat umum dan menurut mereka melakukan seperti itu sudah menjadi hal kebiasaan bahkan yang parahnya lagi mereka sering melakukan lebih dari itu. Aunubillahimindzalik.
Baca di Sumber Aslinya....